Yogyakarta, ERANASIONAL.COM – Nelayan di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan menghadapi potensi cuaca ekstrem yang melanda wilayah tersebut.

Imbauan ini disampaikan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Gunungkidul menyusul hasil rapat koordinasi strategi mitigasi cuaca ekstrem di wilayah DIY yang digelar pada Sabtu 1 Februari 2025.

Wahid Supriyadi, Kepala Bidang Perikanan Tangkap DKP Gunungkidul, mengungkapkan bahwa saat ini terpantau dua bibit siklon tropis, yaitu 99S di Samudra Hindia selatan Banten dan 90S di Samudra Hindia selatan NTB.

Kedua bibit siklon ini diprediksi akan berkembang menjadi siklon tropis dalam 24-72 jam ke depan.

“Kedua siklon tersebut berpotensi menyebabkan pola belokan angin yang dapat meningkatkan curah hujan di wilayah DIY pada 5-6 Februari 2025,” ujar Wahid, dikutip dari Kompas TV.

Selain curah hujan tinggi, potensi gelombang laut juga menjadi perhatian.

Diperkirakan dalam tiga hari ke depan, tinggi gelombang di perairan DIY, termasuk Gunungkidul, akan berkisar antara 2,5 hingga 4 meter.

Tekanan angin kencang sebagai dampak tidak langsung dari kedua siklon tropis tersebut juga diprediksi akan terjadi.

“Untuk itu, kami minta kepada nelayan untuk meningkatkan kewaspadaan dalam menyikapi kondisi cuaca di masing-masing titik pendaratan ikan,” kata Wahid.

Pihak DKP Gunungkidul mengimbau para nelayan untuk selalu memantau informasi cuaca terkini melalui kanal resmi BMKG seperti situs web www.bmkg.go.id, media sosial @infobmkg, aplikasi Info BMKG, atau langsung menghubungi UPT BMKG di wilayah DIY.

Selain itu, nelayan disarankan menunda aktivitas melaut saat kecepatan angin melebihi 15 knot dan/atau tinggi gelombang di atas 1,25 meter, serta mengamankan perahu dan alat tangkap dari potensi gelombang pasang.

“Kita sampaikan informasinya melalui WhatsApp grup nelayan se DIY,” tambah Wahid dikutip dari Antara.

Ia juga menekankan bahwa karakteristik setiap pantai di Gunungkidul berbeda, sehingga kondisi keamanannya dapat berubah sewaktu-waktu.

“Jadi, kebijaksanaan dan pengalaman dari masing-masing nelayan di titik-titik pendaratan ikan tersebut dalam menyikapi kondisi tersebut. Tentu saja dengan tetap mengindahkan peringatan dini yang telah diberikan,” tutup Wahid. []