Pekalongan, ERANASIONAL.COM – Klenteng Po An Thian Kota Pekalongan kembali menggelar Kirab Ritual dan Budaya Imlek, Selasa, 11 Februari 2025. Kirab ini merefleksikan kebhinekaan masyarakat Kota Pekalongan.
Rangkaian ritual, atraksi 6 barongsai dan 1 naga/liong dari Perkumpulan Liong Samsie Dharma Asih Semarang serta marching band Gita Jala Nusantara SUPM Nusantara Batang memeriahkan perayaan tersebut.
Selain itu, juga terdapat cosplay Sun Go Kong, Cu Pat Kay, Dewi Kwan Im, Tong Sam Cong , Wu Cing serta 11 tandu yang terdiri dari 10 tandu dewa-dewi dan 1 tandu pendupaan yang mengikuti kirab kali ini.
Sepuluh dewa dan dewi tersebut di antaranya Y.M. Sin Long Tay Tee (Dewa Pengobatan dan Pertanian), Y.M. Tek Hay Cin Jin (Dewa Perdagangan), dan Y.M. Kwan Seng Tee Koen (Dewa Kejujuran dan Kesetiaan).
Wali Kota Pekalongan, HA Afzan Arslan Djunaid didampingi Balgis Diab mengapresiasi kegoatan tersebut. Bahkan menurutnya, antusias warga tahun ini lebih meriah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
“Inilah sebetulnya Indonesia, inilah seharusnya Kota Pekalongan. Semua suku, ras, agama ada. Perayaan Kirab tahun ini dalam rangka Cap Go Meh di Klenteng Po An Thian Pekalongan yang setiap tahunnya selalu meriah dan dipadati masyarakat,” ucap Mas Aaf, sapaan Wali Kota.
Pihaknya berharap, melalui kegiatan kirab ritual dan budaya Imlek ini bisa semakin menguatkan dan menyatukan masyarakat Kota Pekalongan yang sangat beragam. Meskipun berbeda-beda agama, suku, ras, dan budaya namun tetap hidup rukun berdampingan.
Ia juga bersyukur, di lokasi Klenteng Po An Thian atau sepanjang Jalan Belimbing sudah tidak banjir lagi seiring dengan kebersihan pembangunan Sistem Penanganan Banjir dan Rob.
“Mudah-mudahan saudara kita yang akan melakukan hari keagamaan masing-masing, bisa selalu lancar dan saling hormat menghormati. Dan semoga perayaan ini membawa kesejahteraan, kedamaian serta kesuksesan untuk masyarakat Kota Pekalongan,” harapnya.
Ketua Yayasan TTID Klenteng Po An thian Pekalongan, Heru Wibawanto Nugroho mengucapkan terima kasih kepada seluruh elemen masyarakat yang setiap tahunnya selalu antusias menyambut dan menghadiri serta menjaga keamanan dalam kirab Imlek ini.
Dirinya menilai, solidaritas dan tenggang rasa yang ada di Pekalongan merupakan sebuah anugerah bagi Kota Pekalongan sendiri karena dapat hidup berdampingan dengan aman dan nyaman, walaupun berbeda dari Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan (SARA).
Kirab Imlek 2024 ini juga merupakan sebagai ajang budaya yang juga dapat meningkatkan pariwisata di Kota Pekalongan selain dari sebagai ritual untuk memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa dan juga dapat menetralkan hal-hal negatif yang ada di Kota Pekalongan dengan kirab ini.
“Kirab ini adalah puncak Perayaan Hari Imlek pada 14 Bulan Imlek, besoknya dilanjutkan Cap Go Meh tanggal 15, malamnya kita makan lontong Cap Go Meh,” kata Heru.
Secara umum, menurutnya tidak ada perbedaan dari perayaan kirab ritual dan budaya dari tahun-tahun sebelumnya yang melibatkan sekitar 2000 peserta kirab.
“Kami berdoa agar di tahun yang baru ini dapat membawa kemakmuran, kesejahteraan dan kebahagiaan bagi seluruh masyarakat, termasuk berdoa agar Pekalongan dapat terbebas dari segala macam bencana,” pungkasnya. (em-aha)
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan