Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono

JAKARTA – Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono menyatakan akan meniru kebijakan Singapura yang mengajak warganya hidup berdampingan dengan Covid-19. Budhi beranggapan, kebijakan itu akan dilakukan bila mendapat restu dari Presiden Joko Widodo melalui surat terkait resmi otonomi daerah dalam menangani pandemi Covid-19.

“Saya malah mau tiru Singapura. Kalau Pak Presiden Jokowi resmi menerbitkan surat dengan otonomi daerah silakan Bupati/Walikota boleh menentukan kebijakan masing-masing, berani saya tiru Singapura. Enggak ada Covid, yang ada influenza biasa, meriang biasa, yang sesak itu jantung. Diberi obat biasa saja, yang sesak nafas dilihat jantungnya, mungkin butuh ring atau bypass. Tidak terus covad-covid,” kata Budhi dikutip dari CNNIndonesia.com, Jumat (2/7/2021).

Budhi berujar, nama virus corona sendiri muncul sejak 2014, dan telah disebutkan dalam buku pelajaran kelas 2 SMP. Dari sinilah, Budhi melihat isu Covid-19 yang sekarang ini sudah kebablasan sehingga membuat ketakutan di masyarakat.

“Corona virus itu sebenarnya orang pada tahu semua. Sejak tahun 2014 sudah ada. Bahkan ada bukunya, di pelajaran kelas 2 SMP. Ini saya pegang bukunya. Corona virus itu ya influenza, yang pada meninggal itu ya sebenarnya jantung, orang sakit jantung dikasih oksigen saja sama antibiotik ya meninggal,” kata Budhi.

Diakui Budhi, dia sengaja tak banyak mengalihkan dana atau refocusing anggaran APBD untuk penanganan Covid-19. Sebaliknya, dirinya lebih memilih memperbanyak proyek infrastruktur dalam membangun daerahnya.

“Saya lihat dari awal sudah enggak pas. Pak Mendagri mempersilakan harga masker yang tadinya 3 ribu boleh jadi 5 ribu, yang APD tadinya cuma 400 ribuan boleh jadi 1,5 juta. Saya lebih baik milih ke infrastruktur saja. Refocusing untuk Covid setahun lalu hanya senilai Rp1 miliar,” jelasnya Budhi.

Singapura dikabarkan tengah menyusun roadmap hidup “berdampingan” dengan Covid-19 bagi warganya. Pemerintah Singapura berharap virus corona itu akan menjadi endemik.

Ahli Biologi dan Molekuler Ines Atmosukarto mengatakan Singapura bisa sampai pada tahap membicarakan “hidup berdampingan dengan virus” sebab mereka menunjukkan kedisiplinan yang tinggi dalam menekan penularan virus.