Pekalongan – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Pekalongan meminta masyarakat untuk mewaspadai Demam Berdarah Dengue (DBD). Pasalnya lonjakan kasus DBD pada tahun 2022 ini mengalami peningkatan dibandingkan pada tahun 2021 lalu.
Data Dinkes Kota Pekalongan menyebutkan hingga Juni 2022, kasus terkonfirmasi DBD mencapai 72 kasus. Dari kasus tersebut, sebanyak 2 pasien meninggal dunia akibat penyakit yang dibawa nyamuk aedes aegypti tersebut.
Angka ini disebutkan langsung oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekalongan melalui Administrator Kesehatan Muda, Opik Taufik.
“Kasus DBD di kota Pekalongan sesuai laporan yang masuk dari puskesmas dan rumah sakit dari januari-juni 2022 sudah tercatat sebanyak 72 kasus, 2 kasus diantaranya meninggal dunia di wilayah Kebulen dan Kuripan Yosorejo,” terangnya, Kamis (14/7/2022).
Ia mengungkapkan kasus DBD ini meningkat dibandingkan dengan tahun 2021, yang tercatat hanya 39 kasus. Terutama untuk anak-anak yang meningkat hingga 2 kali lipat.
“Cuaca yang tidak menentu hujan-panas menyebabkan timbulnya penampungan air. Mengakibatkan banyak jentik nyamuk di tandon air, sampah bekas botol plastik/kaca, daun yang lebar menjadi tempat perindukan nyamuk, sehingga masyarakat mungkin merasakan nyamuk di sekitar tempat tinggal itu menjadi banyak,” lanjutnya.
Adapun jenis penyakit demam berdarah (DB) dijelaskan Opik, diantaranya demam dengue dengan ciri-ciri penderita diagnosa positif DB, mengalami demam namun trombosit masih bagus, demam berdarah dinyatakan positif DB dan muncul pendarahan seperti bintik-bintik merah atau mimisan.
Demam berdarah dengue (DBD) dinyatakan positif DB, ada penurunan trombosit dibawah 100.000 dan ada peningkatan hematokrit serta DSS dimana pada kondisi ini penderita mengalami kebocoran plasma, demam tinggi, dan pada kaki bersuhu dingin.
Lebih lanjut, Opik menerangkan virus dengue akan berbahaya pada hari keempat hingga enam, sehingga jika ada anggota keluarga mengalami demam segera diberikan obat penurun panas.
Namun jika dalam kurun 1-2 hari demam tidak kunjung turun, ia menyarankan untuk segera membawa ke pelayanan kesehatan.
“Pertama jika ada keluarga yang demam bisa langsung ditangani di rumah dengan memberi obat penurun panas, 1-2 hari tidak mempan, saya sarankan langsung bawa ke pelayanan kesehatan, untuk virus dengue ini berbahaya pada hari ke 4-6,” katanya.
Dengan kondisi cuaca yang sering berubah-ubah, Opik mengajak masyarakat untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan mengkonsumsi makanan yang bergizi,
“Untuk masyarakat terus jaga kondisi badannya, istirahat yang cukup, makan sesuai kemampuan, tidak stress, jaga kebersihan lingkungan dan kebersihan rumah, Insyaallah semua aman,” pungkasnya.
Selain itu, pihaknya juga berupaya melakukan pencegahan dan penanganan untuk menekan angka kasus DBD, antara lain penyuluhan, pemeriksaan jentik berkala dan penyelidikan epidemiologi jika ada laporan dari masyarakat untuk dilaksanakan fogging (penyemprotan).
Sejak januari hingga juli 2022, sudah dilakukan fogging oleh tim teknis pada 61 lokasi, di sejumlah lokasi berdasarkan laporan masuk sebanyak 72 kasus DBD dan wilayah yang berdekatan dengan temuan kasus DBB.
“Lokasi dimana dari 72 kasus itu dan lokasi yang berdekatan dengan wilayah tersebut, sehingga setiap ada laporan DBD kita langsung lakukan fogging,” pungkasnya. (*)
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan