Dinkes Kota Pekalongan melakukan pengawasan dan pemeriksaan makanan jajanan di lingkungan sekolah.

Pekalongan – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Pekalongan melakukan pengawasan dan pemeriksaan makanan jajanan anak sekolah untuk menjamin keamanan pangan yang beredar di lingkungan sekolah. Kegiatan pengawasan dilakukan sejak bulan Juli hingga Agustus 2022 ini.

“Dinkes menyelenggarakan pemeriksaan uji petik makanan jajanan anak sekolah baik SD, SMP, maupun SMA di Kota pekalongan. Kegiatan ini dilakukan secara rutin setiap tahun dengan tujuan mengawasi keamanan pangan jajanan yang dijual pada anak-anak di lingkungan sekolah,” terang Administrator Kesehatan Muda, Maysaroh, Senin (8/8/2022).

Disebutkan Maysaroh, salah satu masalah keamanan pangan yang perlu mendapat perhatian adalah masih adanya penggunaan bahan kimia berbahaya yang memang tidak boleh digunakan pada makanan, seperti pengawet formalin, boraks, dan pewarna sintetis (rhodamin B, methanil yellow).

“Makanan yang hasil pemeriksaanya tidak mengandung bahan kimia berbahaya akan diberi tanda oleh petugas berupa penempelan stiker, supaya anak-anak yang membeli bisa mengetahui bahwa makanan tersebut aman dikonsumsi,” jelas Maysaroh.

Maysaroh menambahkan, ketika menemukan makanan yang mengandung bahan kimia berbahaya, petugas mencari informasi asal produk dan memberi edukasi pada pedagang bahwa makanan tersebut tidak aman untuk dikonsumsi.

Informasi kegiatan ini juga disampaikan pada pihak sekolah, agar dapat mengedukasi anak-anak tentang cara memilih makanan jajanan.

“Pemeriksaan kami menyasar 240 sampel, masing-masing kecamatan 60 sampel. Hari ini masih terkumpul 180 sampel sehingga hasilnya belum seluruhnya dapat kami sampaikan,” ujar Maysaroh.

Terkait dengan temuan di lapangan, Maysaroh mengatakan, pihaknya pernah menemukan jajanan mi gulung yang mengandung formalin. Kemudian di daerah Pekalongan Barat, kerupuk usek yang menggunakan pewarna tekstil bukan pewarna makanan.

“Langkah yang kami lakukan yakni mengedukasi ke penjual untuk tak membeli mi basah, gunakan saja mi kering. Untuk penjual kerupuk usek kami arahkan agar menjual yang kerupuk yang warna putih saja,” tandas Maysaroh.

Maysaroh berharap anak sekolah dapat mengonsumsi makanan yang sehat dan terhindar dari bahan-bahan berbahaya. (*)