Pekalongan – Pemerintah Kota (Pemkot) Pekalongan ingin mengenalkan budaya membatik pada anak sejak usia dini, salah satunya dengan menyelenggarakan lomba nyolet di halaman museum batik setempat selama 2 hari untuk pelajar pendidikan anak usia dini (PAUD).
Kepala Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Dinparbudpora) Sutarno mengatakan, nyolet adalah salah satu langkah dalam pembuatan batik dengan menyasar anak PAUD, sehingga budaya batik dapat dikenal olehnya supaya generasi pembatik di kota Pekalongan akan terus ada.
“Kota Pekalongan ditetapkan Unesco sebagai Kota Batik, oleh karena itu jangan sampai generasi pembatik terputus,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala UPTD Museum Batik, Ahmad Asror mengatakan, lomba nyolet tingkat TK/RA rutin digelar sejak tahun 2015 hingga sekarang dan antusias masyarakat kota Pekalongan tiap tahunnya selalu meningkat.
Ia menyebutkan, 139 peserta lomba berasal dari 69 lembaga pendidikan anak usia dini di kota Pekalongan. Dan pada perlombaan kali ini, ia mengungkapkan ada 2 indikator penilaian nyolet yaitu kreativitas dan kerapihan.
“Peserta dipersilahkan mengkolaborasikan 4 warna yang telah disediakan panitia untuk ditorehkan di atas kain. Karena resiko melebarnya warna lebih besar saat menyolet, sehingga kerapihan hasil peserta dijadikan penilaian,” tuturnya, Selasa (13/9/2022).
Mengingat jumlah peserta cukup banyak, kata Asror, nantinya akan ditentukan 6 pemenang yang terdiri dari juara I, II, III, harapan I, II dan III.
“Lomba TK/RA kita selenggarakan tidak untuk seluruh proses batik, hanya sebatas pewarnaan yang dikenal dengan istilah nyolet. Jadi menggunakan kuas bambu langsung ke kain batik, cuman kain sudah dibatik kita pakai dengan plangkan, bingkainya untuk memudahkan proses pewarnaan,” tandasnya.
Ketua TP PKK sekaligus Bunda PAUD Kota Pekalongan, Inggit Soraya berharap, bibit pengrajin batik bisa ditumbuhkan melalui kegiatan ini, karena pengrajin batik tulis di kota Pekalongan sudah banyak yang lanjut usia.
“Lomba ini mengenalkan batik kepada generasi muda, juga untuk melestarikan batik yang mana sebagai warisan budaya. Cara melestarikan tidak hanya memakai batik saja tetapi tahu prosesnya sehingga muncul regenerasi pembatik,” harapnya.
Kegiatan lomba nyolet tersebut merupakan bagian dari rangkaian untuk memeriahkan peringatan hari batik nasional tahun 2022. (*)
Tinggalkan Balasan