
Terpenting, lanjut Tuti, program-program tersebut dapat mewadahi kreativitas peserta didik sesuai dengan kebutuhan zaman.
Dia pun menyebutkan tantangan terberat dalam proses pengambilan keputusan terkait dengan dilema etika. Di SMAN 12 Depok hanya memiliki 2 Calon Guru Penggerak (CGP) dan 1 Pengajar Praktik (PP), di mana berbagai tugas harus segera diselesaikan sehingga berefek pada kinerja di sekolah sedikit terbengkalai.
Meski begitu, kata Tuti, pihaknya memiliki solusi sebagai jawaban dari persoalan itu, yakni dengan menggunakan team teaching (pengajaran beregu), yaitu diwakili oleh guru sesama mata pelajaran melalui metode colaboration form.
“Alhamdulillah, semuanya bisa teratasi dengan baik, meski masih ada beberapa kendala,” pungkasnya.
Tinggalkan Balasan