Ketika rombongan dan arak-arakan panjang itu tiba, warga yang berasal dari beberapa gendang di Poco Leok itu sudah berkumpul bersama di satu titik.
“Warga-warga langsung meneriakkan yel-yel penolakan Geothermal sambil membentangkan spanduk yang bertuliskan “Komunitas Warga Adat Poco Leok-Tolak Eksploitasi Geothermal di Pocoleok,” kata Karno kepada wartawan Selasa (20/6/2023).
Kaum ibu-ibu dan anak-anak kemudian membentuk barisan di jalan setapak, salah satu akses masuk menuju lingko Tanggong. Rombongan Geothermal terdiam sejenak.
Seperti biasa, warga tetap berhadapan dengan pihak keamanan. Lebih dari satu jam, warga menyampaikan pernyataan-pernyataan penolakannya di hadapan mereka.
“Warga menyesalkan kehadiran pihak aparat keamanan yang memang terkesan berpihak kepada tim yang hendak meloloskan rencana pemboran panas bumi Poco Leok,” kata Karno.
Di tengah riuh rendah suara protes penolakan warga Poco Leok, beberapa orang dari rombongan Geothermal mulai turun dari mobil dan mengeluarkan semua peralatan-peralatan kerja mereka.
Tinggalkan Balasan