“Rata-rata warga yang cidera adalah kaum ibu dan anak-anak muda. Sementara itu, rombongan pembawa pilar tetap melanjutkan perjalanannya menuju lokasi lingko Tanggong, dengan dikawal ketat oleh aparat keamanan gabungan,” ucapnya.
Kemudian, warga dari beberapa gendang kembali ke jalan raya dan berjaga-jaga di sekitar kampung Tere, sambil tetap meneriakkan suara-suara penolakan terhadap pemboran geothermal.
Mereka juga menyumpahi tindakan aparat yang memang sudah main kasar, anarkis, dan melakukan kekerasan fisik terhadap warga Poco Leok yang menolak pemboran geothermal.
Sebagian besar warga gabungan berkumpul di simpang tiga kampung Tere. Sekitar pukul 15.00, sebuah mobil patwal dari aparat keamanan datang menghampiri warga.
Mobil aparat itu diketahui berisi pilar-pilar yang hendak diangkut ke lingko Tanggong. Warga yang sedang berjaga-jaga kemudian bereaksi dan menghadang kendaraan aparat yang berisi pilar-pilar.
Warga berang, karena kendaraan aparat yang adalah fasilitas Negara dipakai untuk kepentingan perusahaan.
Tingkah aparat gabungan itu memang semakin memperkuat keberpihakan mereka pada perusahaan, bukannya mengabdi masyarakat yang butuh perlindungan.
“Hingga sore, warga gabungan beberapa gendang tetap menunggu dan berjaga-jaga sampai rombongan Geothermal pulang,” tutupnya.
Penulis: Valerius Isnoho
Tinggalkan Balasan