DEPOK, Eranasional.com – Pemkot Depok, Jawa Barat tengah menangani persoalan stunting di wilayahnya yang belakangan ini mengemuka ke publik.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok, dr Mary Liziawati memastikan pemberian makanan tambahan (PMT)  kepada balita di 11 kecamatan Kota Depok telah memenuhi standar kesehatan yang telah ditetapkan.

“Stunting merupakan kondisi ketika pertumbuhan tinggi balita tidak sesuai dengan tinggi ideal di usianya. Hal ini disebabkan karena kurangnya asupan gizi yang seimbang dalam jangka waktu lama,” kata dr Mary, Rabu (15/11/2023).

Dia memaparkan, berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2022, prevalensi stunting di Kota Depok sebesar 12,6 persen. Menurutnya, angka tersebut lebih rendah dibanding target nasional sebesar 14 persen pada tahun 2024.

“Dari 11 Kecamatan di Kota Depok tercatat  9.882 balita yang membutuhkan pertumbuhan sehat dengan status asupan bergizi,” ungkap Mary.

Karena itu, lanjut Mary  untuk mengatasi stunting di Kota Depok pihaknya memberikan PMT selama 28 hari. Sasarannya, balita gizi kurang dan berat badan kurang.

“PMT berbasis pangan lokal ini merupakan makanan tambahan pangan lokal yang diberikan untuk meningkatkan status gizi pada perkembangan anak agar tepat sasaran,” jelasnya.

“Harapannya, program ini mendorong kemandirian pangan dan gizi keluarga secara berkelanjutan,” sambung Mary.

Menyinggung isu yang berkembang mengenai PMT yang tidak sesuai gizi yang diharapkan, dia menegaskan, PMT yang diterima keluarga stunting di Kota Depok telah mememuhi standar gizi yang ditetapkan dinas kesehatan.

“Pada hari 1-6 berisi makanan kudapan dan hari ketujuh berupa makanan penuh. Semua itu kami pastikan telah memenuhi standar makanan bergizi,” tegasnya.

Dia pun berani memastikan hal otu karena pihaknya menurunkan 38 petugas ahli gizi ke setiap wilayah untuk memastikan asupan gizi yang terkandung dalam makanan yang diberikan kepada balita.

“Kita selalu kordinasi dengan pihak catering (rekanan penyedia PMT lokal) setiap hari. Berapa takaran gizi yang harus diberikan pada tiap makanan,” kata Anita Yuningsih, ahli gizi Puskesmas Pengasinan, Depok.

Lebih lanjut diutarakannya, setiap pekan program tersebut akan dievaluasi. Ada perubahan atau tidak terhadap balita setelah mendapat asupan MPT bergizi.

“Kami terima masukan dan saran dari berbagai pihak. Jika ada kekurangan tentu akan kami evaluasi,” Pungkas Anita. (fyan)