Kami pun pulan ke pastoran (tanpa enu Itin/anak dari adiknya Bapak Sindi). Dalam perjalan pulang, persisnya di kampung Munde, saya tiba-tiba dihubungi Mama Sindi (dia dalam keadaan menangis dan ketakutan) untuk minta bantuan dijemput.

Atas permintaan Mama Sindi dan demi keselamatannya, saya bersama anggota pastoran, kembali menjemput dia di pertengahan jalan (agak jauh dari rumahnya). Lalu kami bersama-sama dalam satu mobil menuju pastoran.

“Demi keselamatan diri saya dengan karyawan, maka tepat pukul 08.00 Wita (Rabu, 24 April 2024), saya, adik Kristo dan Safe meninggalkan pastoran dan ke luar dari kota Borong, edangkan Mama Sindi masih di seputaran kota Borong,”bebernya.

Demikian klarifikasi dan kronologis peristiwa yang menimpah saya.

“Dengan tulus hati saya meminta maaf kepada yang mulia Bapak Uskup Ruteng, Vikep Borong dan Para Imam, keluarga-keluarga saya, umat paroki St. Yosef Kisol, serta seluruh umat yang terganggu karena peristiwa ini,”

“Saya sangat memohon doa dan dukungannya agar persoalan ini cepat terselesaikan dengan baik sehingga saya bisa bertugas kembali. Terima kasih,”pungkas Romo Agus. []