“Sekitar pukul 20.00 Wita, saya bersama dengan anggota pastoran (Enu Melin/Karyawati dapur, Save/sopir, adik Kristo/adik sepupu, dan Enu Itin/anak dari adiknya Bapak Tinus) menggunakan mobil pribadi (Terios) berangkat menuju rumah Bapak Tinus di Stasi Rende,”
Kurang lebih pukul 20.30 Wita kami tiba di rumah Bapak Tinus. Saat itu yang ada di rumah, Bapak Tinus, Enu Hermin/Mama Sindi (istrinya), Anak Santos (putranya), dan Enu Siren (putri bungsunya).
Romo Agus melanjutkan, sekitar pukul 20.30 Wita kami disuguhi minuman kopi dan hanya kepada saya diberikan minuman energen. Yang mengantar minuman oleh Enu Hermin/Mama Sindi. Dan setelah itu kami langsung makan bersama.
Sekitar pukul 21.30 WITA (setelah makan malam) kami bincang-bincang santai dan sambil rekreasi main kartu dengan sangsi hukuman berdiri. Hal ini biasa kami lakukan setiap kali berkumpul.
Adapaun yang ikut rekreasi main kartu, saya, Bapa Sindi, Mama Sindi dan adik Kristo.
Sedangkan Enu Melin/karyawati pastoran dan Enu Itin segerah menuju kamar tidur anak Siren. Dan Safe ke kamarnya anak Santos. Hal ini juga biasa mereka lakukan karena kedekatan mereka selama ini.
Karena sudah larut malam, sekitar pulul 01.00 Wita (dini hari), saya meminta anggota pastoran (Enu Melin, Safe) yang sementara tidur untuk dibangunkan dan siap-siap kembali ke Pastoran. Sedangkan Enu Itin bertahan di rumah.
Akan tetapi Mama Sindi mengatakan bahwa mereka sudah tidur lelap. Lalu saya sendiri mangatakan “biar saya dan adik Kristo pulang duluan”, tetapi Bapak Sindi dan Mama Sindi menahan kami semua untuk nginap karena sudah larut malam. Kami pun mengiakan ajakan mereka.
1 Komentar
Seharusnya romo hrs dekat ke semua umat bukan hanya pada umat tertentu apalagi sampai pergi mengunjungi sampai larut malam hingga menginap.dugaan saya suami ada bukti lain shg membuat dia mengekspos kemarahanya.