Jakarta, ERANASIONAL.COM – Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Imran Pambudi menyebutkan interval puncak peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) awalnya setiap 10 tahun sekali.

Namun kini kian pendek jadi 5 tahun bahkan 3 tahun, karena perubahan cuaca yang semakin tidak menentu.

“Kalau di Jakarta itu tidak ada intervalnya, malah setiap tahun pasti ada kasus demam berdarah. Jadi inilah yang saya kira perlu diwaspadai,” ujar Imran dalam ASEAN Dengue Day 2024 dikutip dari Kompas TV, Jumat 28 Juni 2024.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan penyakit ini menjadi salah satu ancaman utama kesehatan masyarakat di dunia.

Insiden penyakit ini juga meningkat di Indonesia. Perubahan iklim yang kian tidak menentu ikut mengubah siklus penyakit DBD.

Kata dia, lonjakan kasus DBD pada awal tahun 2024 dapat menjadi penanda akan terjadinya perubahan siklus peningkatan wabah DBD di Indonesia yang dalam 15 tahun terakhir dari tahun 2007 terpantau meningkat signifikan setiap tiga tahun.

“Biasanya kasusnya naik mulai November, lalu puncaknya di bulan Februari sampai Maret. Tapi sekarang iklim sudah kacau sehingga siklus penyakit ini juga berubah,” beber Imran.

Ia memaparkan, suhu bumi yang semakin panas membuat nyamuk lebih sering menggigit manusia.