Pekalongan, ERANASIONAL.COM – Untuk mencegah dan menurunkan angka stunting, Puskesmas Kota Pekalongan mengoptimalkan peran Dapur Sehat Atasi Stunting (Dahsat), salah satunya Puskesmas Noyontaan, Kecamatan Pekalongan Timur.
Program Dahsat itu sendiri yakni, memberikan bantuan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) kepada sasaran yang bertujuan untuk memperbaiki status gizi balita dan juga ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK).
Petugas Gizi UPT Puskesmas Noyontaansari, Selviasih Hana menjelaskan, bahwa dalam 1 Kelurahan terdapat 2 Dahsat yang bersumber dari pembiayaan berbeda, yakni Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) dan Bankeu Provinsi Jawa Tengah (Jawa Tengah).
“Sasaran 2 Dahsat ini berbeda, Dapur Sehat dengan pembiayaan BOK memiliki sasaran 70 balita selama 56 hari dan 26 ibu hamil selama 120 hari. Dan pembiayaan Bankeu Jateng ada 100 balita selama 14-60 hari sesuai status gizi serta ada 15 ibu hamil selama 120 hari,” katanya.
Selvi menjelaskan bahwa kegiatan Dahsat dilaksanakan oleh para kader, mereka bertugas untuk belanja, memasak dan membagikan PMT kepada sasaran. Sebelum melaksanakan tugasnya, kader diberi pelatihan terlebih dahulu di Puskesmas Noyontaan.
“Menunya disusun oleh petugas gizi Puskesmas menggunakan master menu 10 hari, 20 hari sekali kami ganti untuk menunya. Karena PMT pangan lokal kami menggunakan pangan lokal yang mudah ditemukan di sekeliling kita,” jelasnya, Kamis, 22 Agustus 2024.
Setiap harinya, Dahsat bisa menyediakan 2 sampai 3 macam menu. Untuk menu yang sudah pernah diberikan antara lain bongko mento, otak-otak ikan kembung, tamagoyaki, chicken cordon bleu, kami usahakan yang menarik supaya penerima semangat untuk makan makanan tersebut.
Kemudian, seminggu sekali balita akan dipantau ditimbang oleh kader, setelah itu data tersebut dilaporkan kepada Puskesmas untuk dicek apakah status gizi balita sudah membaik atau masih gizi kurang.
“Indikator bahwa balita tersebut sudah selesai mendapatkan PMT adalah mereka yang status gizinya sudah baik, berat dan tinggi badannya sudah baik, lalu kita akan ganti dengan balita baru yang status gizinya kurang dan belum mendapat jatah PMT,” tuturnya.
Lebih lanjut, Selvi menyampaikan pesan kepada masyarakat khususnya orang tua yang balitanya atau ibu hamil dalam keluarganya mendapat PMT, untuk dapat mengkonsumsi PMT yang diberikan.
“Semoga dimakan dan doyan. Jika anak atau ibu hamil suka dengan menu yang kami sajikan. Silahkan bisa menanyakan resepnya ke kader atau petugas gizi puskesmas agar bisa membuatnya sendiri dirumah,” tandasnya. (em-aha)
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan