Pekalongan, ERANASIONAL.COM – Pemerintah Kota (Pemkot) Pekalongan terus berupaya mencari solusi terbaik dalam menghadapi isu penutupan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang dikabarkan telah melebihi kapasitas dan berpotensi mencemari laut.

Wali Kota Pekalongan, Achmad Afzan Arslan Djunaid, menegaskan bahwa pihaknya masih berjuang agar penutupan tersebut tidak dilakukan secara tiba-tiba tanpa kesiapan infrastruktur pengelolaan sampah yang memadai.

“Kami masih melakukan audiensi dengan berbagai pihak, termasuk DPR RI Dapil Kota Pekalongan. Salah satunya Rizal Bawazir yang sangat intens dalam mendengar dan menindaklanjuti permasalahan ini,” kata Aaf, sapaan akrab Wali Kota.

Ia berharap, semuanya bisa berjalan baik tanpa ada penutupan mendadak. Hal itu ia ungkapkan saat Musrenbang RKPD, di ruang Jlamprang Kantor Setda, Selasa (18/3/2025).

Terkait pencemaran laut akibat TPA berdasarkan kajian dari Kementerian Lingkungan Hidup RI, Aaf menyebut bahwa hingga saat ini belum ditemukan tanda-tanda tersebut, belum ditemukan ikan mati di sekitar.

Masyarakat masih aktif memancing di sekitar pantai dekat TPA, dan dalam waktu dekat juga direncanakan akan digelar lomba memancing dalam rangka Hari Jadi Kota Pekalongan.

“Ini menandakan bahwa pencemaran ke laut masih belum terbukti, dan mudah-mudahan memang tidak terjadi, tapi tentu akan kita tindaklanjuti untuk mengantisipasi dengan semaksimal mungkin,” tambahnya.

Untuk mengantisipasi kemungkinan penutupan TPA, Pemkot Pekalongan telah melakukan beberapa langkah strategis.

Di antaranya adalah pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) di Kecamatan Selatan serta upaya memaksimalkan TPS3R (Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle) di berbagai wilayah.

“Kami sedang menyiapkan seluruh infrastruktur pendukung, termasuk perubahan pola hidup masyarakat dalam mengelola sampah mulai dari rumah tangga. Ini penting agar Kota Pekalongan tetap bersih dan sehat, meskipun TPA nantinya benar-benar ditutup,” jelasnya.

Lebih lanjut, Pemkot Pekalongan tetap optimis dapat mengatasi permasalahan sampah dengan pendekatan yang lebih inovatif dan berkelanjutan.

Dengan kolaborasi antara pemerintah, DPRD, dan masyarakat, diharapkan sistem pengelolaan sampah yang lebih modern dan ramah lingkungan bisa segera diwujudkan.

Sementara itu, Ketua DPRD Kota Pekalongan, Mochamad Azmi Basyir, turut menyuarakan harapan agar penutupan TPA tidak dilakukan secara mendadak.

“Kami berharap ada jeda waktu agar alternatif pengelolaan sampah bisa disiapkan. Dengan jumlah penduduk sekitar 300 ribu jiwa yang menghasilkan 150 ton sampah per hari, jika TPA ditutup tanpa solusi, maka Kota Pekalongan akan mengalami kesulitan besar dalam mengelola sampah,” tegasnya.

DPRD Kota Pekalongan juga siap berkontribusi dalam mencari solusi, termasuk melalui jalur politik untuk meminta dukungan dari DPR RI agar Kota Pekalongan diberikan waktu dalam menangani permasalahan sampah ini secara lebih matang. (em-aha)