Pekalongan, ERANASIONAL.COM – Dalam rangka mendukung ketahanan pangan nasional, Pemkot Pekalongan menggandeng Bank Indonesia (BI) dan TNI Angkatan Darat melaksanakan kegiatan panen perdana padi varietas Biosalin di lahan eks banjir rob di Klidungan, Kelurahan Degayu, Kecamatan Pekalongan Utara, Kota Pekalongan, Rabu (14/05/2025).

Program revitalisasi ini dilatarbelakangi oleh kondisi di mana sekitar 95 hektar lahan pertanian di pesisir Kota Pekalongan yang tidak lagi dapat ditanami sejak 10 tahun terakhir akibat rob yang berkepanjangan.

Usai pembangunan tanggul laut dan bendung gerak oleh Pemkot Pekalongan pada tahun 2023, sebagian besar lahan berhasil dibebaskan dari genangan.

Namun, masih menyisakan tantangan berupa tingkat salinitas tinggi, sehingga tidak ideal untuk difungsikan untuk lahan pertanian produktif.

Pangdam IV/Diponegoro, Mayjen TNI Deddy Suryadi menyampaikan rasa syukurnya bahwa lahan sawah tersebut yang semula telah terbengkalai selama hampir 10 tahun karena tergenang air rob kini bisa ditanami kembali.

“Alhamdulillah, dengan pembangunan infrastruktur yang telah dilakukan, kita bisa mencoba menanami lahan ini kembali. Memang beberapa kali percobaan penanaman mengalami kegagalan, namun akhirnya kita berhasil memanen padi ini,” ujar Mayjen TNI Deddy Suryadi.

Pangdam juga menekankan pentingnya pembenahan unsur hara tanah untuk hasil panen yang lebih optimal dan berharap hasil panen dapat mencapai angka yang signifikan.

“Pentingnya kolaborasi berbagai pihak, termasuk komunitas lokal dan Bank Indonesia, dalam mendukung petani,” ungkapnya.

Pangdam ingin penyerapan gabah dari hasil panen ini bisa diserap oleh para petani sehingga mereka bisa mendapatkan kesejahteraan sesuai harga yang telah ditetapkan oleh pemerintah yaitu Rp6.500,00/kg.

“Mudah-mudahan dengan banyaknya kita olah lahan-lahan tidur kemudian ditanami kembali, maka target ketahanan pangan dan menjadi lumbung nasional bisa tercapai,” bebernya.

Wali Kota Pekalongan, Achmad Afzan Arslan Djunaid, bersyukur atas keberhasilan panen ini, khususnya di Kelurahan Degayu, yang sebelumnya terdampak parah oleh rob sejak 10 tahunan terakhir.

“Ini luar biasa, lahan sawah yang sudah 10 tahunan tidak produktif, seiring dengan keberhasilan pembangunan tanggul penahan banjir dan rob, serta support dari semua pihak,

“Termasuk Kodim 0710/Pekalongan, Bank Indonesia, Dinperpa, dan sebagainya akhirnya para kelompok tani disini kembali bersemangat untuk menanam padi kembali di lahan eks rob,” tuturnya.

Ia juga mengapresiasi peran Bank Indonesia Kantor Perwakilan Tegal yang telah mendukung program capacity building dan demplot padi biosalin seluas 1,5 hektar.

Berkat keberhasilan demplot ini, luas tanam Biosalin di Kelurahan Degayu kini mencapai 33 hektar dan berpotensi bertambah hingga 95 hektar untuk musim tanam mendatang.

Aaf sapaan Wali Kota Pekalongan juga menyampaikan terima kasih kepada BRMP Biogen Kementerian Pertanian RI dan TNI atas dukungan benih biosalin dan pendampingan teknis.

“Kualitas padi Biosalin yang dihasilkan bagus karena padi Biosalin ini memang dirancang tahan dengan air payau,”ujarnya.

Hal senada diungkapkan Plh Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah, Andi Reina Sari, bahwa dukungan BI terhadap program ini merupakan bagian dari Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan.

“Program ini merupakan pilot project pertama yang diharapkan dapat diterapkan di daerah lain yang menghadapi masalah salinitas,” ujar Andi Reina.

Ia menambahkan bahwa, BI juga memberikan pelatihan dan pendampingan kepada petani untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi mereka dalam budidaya padi Biosalin.

Kedepan, BI akan terus berkolaborasi dengan pemerintah daerah dan pemangku kepentingan lainnya untuk mendukung keberhasilan program ini dan mengembangkannya di daerah lain.

“Mengingat komoditas beras ini memang bobotnya tinggi terhadap inflasi, sehingga menjadi prioritas kami juga dalam rangka mendukung peningkatan produksinya,” katanya.

Ditambahkan Kepala Perwakilan BI Tegal, Bimala, dari hasil panen perdana ini akan dilihat konsistensinya. Jika sudah panen ketiga, maka lahan ini bisa ditanami padi varietas lain, tidak hanya Biosalin saja.

“Sebelumnya, kita sudah berikan capacity building kepada para kelompok tani terkait bagaimana cara menanam padi Biosalin di lahan eks rob dan penguatan peran kelompok tani,” katanya.

Selain itu, pihaknya juga membantu memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana produktivitas padi.

“Mengingat, Jawa Tengah sudah menduduki posisi kedua lumbung padi nasional dari sebelumnya posisi ketiga, maka dengan pemanfaatan kembali lahan-lahan tidak produktif maka akan memberikan suplai yang lebih dalam komoditas beras dan menekan inflasi,” pungkasnya. (em-aha)