Oleh karena itu, perencanaan infrastruktur ini menjadi penting untuk mendukung sistem yang berkelanjutan.
Dalam kesempatan tersebut, Ia meminta dukungan dan bimbingan dari Wali Kota Makassar serta melibatkan kalangan akademisi dari Universitas Hasanuddin (Unhas), dengan melibatkan ahli.
Lebih lanjut, dia menjelaskan rencana pembangunan titik-titik pengolahan sampah akan dibagi di beberapa lokasi strategis, termasuk di bagian barat kota dan wilayah perbatasan Gowa, dengan total empat titik.
Tujuannya, untuk memastikan keberlanjutan operasional jika salah satu titik mengalami kendala.
“Rencana ini diharapkan dapat menjadi solusi inovatif terhadap persoalan pengelolaan sampah di Makassar, sekaligus mendorong kolaborasi antara sektor swasta, pemerintah, dan akademisi,” tambahnya.
Sementara, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Makassar, Ferdi Mochtar terus mengupayakan pengelolaan sampah secara mandiri dan berkelanjutan.
Pengelolaan sampah di kota ini berpotensi mencapai skala besar, bahkan hingga 3 juta ton dalam jangka panjang.
“Luas lahan sebenarnya untuk mengolah 100 sampai 200 ton per hari,” ujar Ferdi dalam keterangannya.
Ia menambahkan bahwa saat ini pengelolaan sampah tidak hanya mencakup sampah rumah tangga, tetapi juga lumpur.
Untuk itu, Ferdi menegaskan pentingnya penguatan peran pemerintah kota dalam mewujudkan sistem pengelolaan sampah yang mandiri.
“Sampah baru plus lumpurnya itu. Mungkin kita bisa mengolah sampah ini berdiri di kaki sendiri. Kita akan melibatkan Pemkot, libatkan semua,” tambahnya.
Ia berharap kolaborasi dengan pihak swasta dan akademisi dapat menjadi solusi untuk menjadikan Makassar sebagai kota percontohan dalam pengelolaan sampah terpadu dan ramah lingkungan.
Ferdi juga menyinggung pentingnya studi kelayakan (feasibility study/FS) untuk menentukan sejauh mana tanggung jawab dan kontribusi berbagai pihak, serta menilai teknologi yang paling cocok digunakan di Kota Makassar.
“FS yang akan dilakukan prosesnya harus jelas, dan seberapa jauh tanggungjawabnya. Mohon kontribusinya untuk Kota Makassar karena ini potensi besar,” ujarnya.
Saat ini, volume sampah di Kota Makassar tercatat mencapai 1.000 hingga 1.300 ton per hari. Menurut Ferdi, ini adalah angka signifikan yang menunjukkan perlunya inovasi dan teknologi untuk mencapai target zero waste.
“Kita sudah tahu bahwa akan lebih bermanfaat lagi jika semua sampah ini betul-betul menjadi zero. Ini masalahnya, kalau di sana sudah tidak bisa menampung lagi, apakah masih ada teknologi yang bisa digunakan agar tidak mencemari lingkungan di sekitarnya,” pungkasnya. []
Tinggalkan Balasan