Pekalongan, ERANASIONAL.COM – Usai menggelar roadshow ke beberapa sekolah, kegiatan FKUB Goes to School tahun 2025 menyasar SMP Negeri 2 Kota Pekalongan.
“Roadshow di SMPN 2 ini menjadi penutup kegiatan FKUB Goes to School tahun ini setelah sebelumnya menyasar beberapa SMP lain,” kata Ketua FKUB Kota Pekalongan, Ahmad Marzuki usai kegiatan, Rabu (18/6/2025).
Kegiatan yang digagas oleh Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Pekalongan ini menjadi bagian dari gerakan memperkuat moderasi beragama dan toleransi di kalangan pelajar.
Marzuki menilai, pelajar di sekolah tersebut memberikan respon yang baik, dan cukup siap dalam menyerap pesan-pesan toleransi serta hidup damai dalam keberagaman.
“Saya melihat respon peserta didik di sini sangat baik, dan mereka cukup siap. Tujuan kami dalam kegiatan ini adalah mengubah sikap dari yang mungkin sebelumnya cuek terhadap perbedaan, menjadi lebih terbuka dan menghargainya,” ujarnya.
Ia meyakini, melihat sikap dan semangat pelajar, untuk 5 sampai 10 tahun ke depan Kota Pekalongan bisa menjadi kota yang ramah agama dan masyarakatnya saling menghargai.
“Menghargai perbedaan bukan perkara mudah, karena itu perlu ditanamkan sejak usia dini agar tumbuh menjadi karakter yang kuat dalam diri generasi muda,” tutur Marzuki.
Sementara itu, Kepala SMPN 2 Kota Pekalongan, Sugono menilai bahwa kegiatan FKUB ini sangat bermanfaat, terutama dalam konteks pendidikan karakter di sekolah.
Ia menjelaskan bahwa meskipun mayoritas siswa di SMPN 2 beragama Islam, keberagaman tetap hadir, dan sekolah sudah berupaya mengakomodasi seluruh kebutuhan siswa lintas agama.
“Alhamdulillah kegiatan FKUB Goes to School ini sangat bermanfaat dan tentu menjadi penguat karakter siswa dalam menghadapi masa depan sebagai warga negara,” katanya.
Pihaknya berharap, para murid di sekolahnya bisa lebih terbuka terhadap semua perbedaan, khususnya perbedaan agama. Jika suatu saat ada momen yang terasa tidak nyaman antar siswa karena perbedaan, mereka masih bisa saling memahami dan mengkondisikan diri.
“Kami sangat terbuka. Meskipun sebagian besar siswa beragama Islam, di SMPN 2 juga ada siswa dari agama lain. Dan kami pun menyediakan guru agama non-Islam seperti guru agama Kristen,
“Harapannya, FKUB ke depan bisa membuat event lintas sekolah yang melibatkan lebih banyak pelajar dari berbagai latar belakang agar semangat keberagaman ini semakin kuat,” imbuhnya.
Kesan positif juga disampaikan oleh salah satu siswa kelas VIII, Deksta Nurzufi. Ia mengaku kegiatan ini memberinya wawasan baru tentang cara bersikap terhadap perbedaan di lingkungan sekolah maupun masyarakat luas.
“Saya bersyukur bisa mengikuti acara ini. Jadi tahu, bagaimana menyikapi perbedaan antar agama dan pentingnya toleransi. Di SMPN 2 toleransi sudah ada,” ujarnya.
Ia berharap, setelah mengikuti kegiatan sosialisasi tersebut, ia bersama dengan teman-temannya bisa menyampaikan lagi ke siswa yang lain tentang pentingnya moderasi beragama.
“Kami juga harus saling menghargai dan tidak membully, meskipun berbeda ras, suku, maupun agama,” pungkasnya. (em-aha)
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan