Pekalongan, ERANASIONAL.COM – RR, seorang bocah warga Bojong, Kabupaten Pekalongan dilaporkan dalam kondisi kritis usai kaki sebelah kanannya digigit ular jenis weling.
Saat ini, bocah yang berusia 11 tahun itu mendapatkan perawatan intensif di RSI Muhammadiyah Pekajangan. Namun, hingga hari ini (24/6/2025) atau menginjak hari kedelapan, tampak RR tengah tak sadarkan diri berbaring di ranjang rumah sakit.
“Pasien tidak sadarkan diri sejak masuk tanggal 16 Juni 2025 pukul 08.30 WIB, ke IGD langsung kita masukan ke ICU, kondisinya seperti itu, sudah tidak sadarkan diri hingga sekarang ini. Terpasang alat bantu nafas,” kata dr Maria Ulfa saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Selasa (24/6/2025).
Menurut Maria, RR ditangani oleh empat dokter spesialis, yakni dokter bedah, dokter syaraf, dokter anak, dan dokter anestesi. Ketika ditanya mengenai dugaan penyebabnya, ia menyebut akibat gigitan ular.
“Dari dokter katanya karena snake bite, gigitan ular, dugaannya seperti itu. Kita tidak tahu ularnya seperti apa, dan dari ciri-cirinya memang sesuai dengan informasi dari keluarga (digigit ular). Tidak ada bengkak, merah, atau memar itu tidak ada, memang itu kena ke sistem syarafnya,” jelasnya.
Sementara itu, Kakek korban, Datur (56), menceritakan awal mula RR digigit ular. Peristiwa itu terjadi saat waktu subuh. Korban sedang tidur, tiba-tiba ular jatuh dari atas plafon rumahnya dan langsung menggigit RR.
“Nenek dan orang tuanya melihat ular hitam terus ada lingkaran putih melewati korban saat tidur, lalu menggigitnya. Panjang ular sekitar dua meter,” kata Datur, kakek RR saat ditemui di RSI Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan.
Pihak keluarga sempat membawa korban ke mantri kesehatan setempat. Akan tetapi, mantri menyarankan kalau korban sebaiknya segara dibawa ke rumah sakit karena menduga racun ular telah menyebar.
Setelah itu korban dilarikan ke RSUD Kajen, Pekalongan. Usai mendapatkan tindakan, pihak rumah sakit mempersilahkan korban untuk dibawa pulang.
“Setelah ditangani di IGD, malah disuruh pulang. Kata di RSUD tidak berbisa, ‘tidak ada bisanya. Udah nggak apa-apa, nggak ada bisanya’,” katanya menirukan ucapan dari pihak rumah sakit.
Namun, keluarga menduga bahwa pihak rumah sakit salah dalam mendiagnosis karena korban mengalami kejang-kejang saat dalam perjalanan pulang ke rumah.
Pihak keluarga, akhirnya membawa korban ke RSI Pekajangan Muhammadiyah Pekalongan guna dilakukan penanganan medis.
Kabar adanya dugaan salah diagnosis pun menjadi viral usai diunggah di media sosial, salah satunya di Facebook @pekalonganINFO.
Mengetahui hal tersebut, Bupati Pekalongan, Fadia Arafiq pun sampai memberikan teguran keras saat menggelar apel pagi di Halaman RSUD Kajen pada Selasa pagi (24/6/2025).
“Saya sudah tegur keras (RSUD Kajen), di apel tadi pagi. Langsung tanya pihak rumah sakitnya ya,” kata Fadia Arafiq.
Sementara itu, Direktur RSUD Kajen, Imam Prasetyo mengungkapkan, pihaknya belum bisa memberikan pernyataan resmi terkait peristiwa tersebut. (em-aha)
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan