Bukittinggi, ERANASIONAL.COM – Pelaku NT (30 )yang membunuh ayah kandungnya berinisial N (67) di Malalak, Kabupaten Agam, mengalami gangguan kejiwaan. Hal ini diungkap Kepolisian Resor Kota Bukittinggi, Sumatera Barat.

“Benar, korban inisial N (67) dibunuh anak kandungnya sendiri NT (30) setelah terjadi cekcok. Tersangka juga mengambil paksa uang tunai milik korban sebanyak Rp13 juta,” kata Kepala Seksi Humas Polresta Bukittinggi Inspektur Polisi Satu Gunawan di Bukittinggi seperti dilansir Antara, Selasa (7/10/2025).

Pembunuhan itu terjadi pada Minggu malam, 5 Oktober 2025 di Jorong Nyiur, Nagari Malalak Selatan, Kecamatan Malalak, Kabupaten Agam.

“Korban menolak memberi uang kepada tersangka yang meminta untuk beli rokok, terjadi cekcok, korban sempat memukul tersangka dengan ember yang membuat korban emosi,” jelas Gunawan.

Tersangka mendorong korban hingga jatuh dan kemudian memijak kepala korban. Tersangka selanjutnya menggasak uang tunai di sebuah peti milik korban hingga akhirnya pergi meninggalkan rumah.

Pelaku berhasil diamankan beberapa orang pemuda setempat sebelum diserahkan ke kepolisian.

“Menurut keterangan dari pihak keluarga dan saksi-saksi, pelaku mengidap gangguan kejiwaan. Tersangka sebelumnya sudah tiga kali dibawa ke RS Jiwa di Kota Padang dan sampai saat sekarang ini masih terus meminum obat setiap hari. Terhadap tersangka telah dilakukan penahanan dalam perkara ini,” ungkap Gunawan.

Sementara keluarga korban berharap pelaku diberikan kesempatan untuk dirawat di RS Jiwa.

“Pelakunya adik saya, dia sering kambuh mengalami gangguan pada kejiwaannya dan emosinya tidak stabil. Mengingat kondisi pelaku, saya mewakili keluarga besar berharap dia dihukum di rumah sakit jiwa saja,” kata kakak pelaku sekaligus anak korban, Afrizal (42).

Aktivis kemanusiaan orang dengan gangguan kejiwaan (ODGJ) Sumbar Bonar Anggara memastikan kondisi korban memang dalam gangguan mental.

“ODGJ memiliki tingkatan, ada istilah orang dalam masalah kejiwaan (ODMK). Pelaku ini salah satunya, saya sudah konfirmasi ke rumah sakit jiwa (RSJ) di Padang. Pelaku sudah tiga kali keluar masuk RSJ,” kata Bonar.