PUNCAK – Warga Ilaga, Kabupaten Puncak, Provinsi Papua sejak Senin pagi menggelar ritual adat bakar honai perang suku yang terjadi pada 12 tahun silam.
Saat itu terjadi perang suku antara kubu Elvis Tabuni dan Simon Alom yang bermula dari konflik Pilkada.
Prosesi adat bakar honai perang suku itu dipimpin langsung Kepala Suku Ilaga Nicolas Alom.
Nicolas Alom menyebut pembakaran honai (rumah adat suku pegunungan Papua) itu menandai telah berakhirnya permasalahan atau konflik antara Simon Alom dengan Elvis Tabuni secara adat.
“Ini saya punya adat. Mulai hari ini sampai esok (Selasa 4/5). Selama kegiatan dimulai situasi sudah aman, hingga selesainya kegiatan ini pasti aman juga,” ujar Nicolas.
Persiapan ritual adat bakar honai perang suku itu turut dihadiri oleh Waka Satgas Humas Nemangkawi AKBP Dr Fajar Satria bersama Pejabat Kapolres Puncak Kompol I Nyoman Punia.
AKBP Fajar mengatakan kehadiran pihak kepolisian untuk memastikan kegiatan tradisi adat tersebut bisa berjalan aman dan kondusif.
“Masyarakat antusias menyambut kedatangan personel Polri dalam tradisi adat tersebut. Mereka mengapresiasi dan berterima kasih atas kesigapan dan kerja keras aparat gabungan TNI-Polri yang telah mendesak mundur KKB, hingga wilayah Kabupaten Puncak kini sudah kembali kondusif,” ujar AKBP Fajar.
AKBP Fajar menyebutkan situasi keamanan di wilayah Ilaga dan Kabupaten Puncak pada umumnya kini sudah kembali kondusif, pasca-kontak tembak antara aparat gabungan TNI dan Polri dengan KKB beberapa waktu lalu.
Untuk mengatasi gangguan KKB, aparat gabungan TNI-Polri terus diterjunkan ke Ilaga untuk memastikan situasi keamanan di wilayah itu benar-benar kondusif dan pulih seperti tahun-tahun sebelumnya.
Saat ini, katanya, mobilitas masyarakat di Kabupaten Puncak sudah kembali normal. Pasar Ilaga, salah satu fasilitas umum yang biasanya ramai disambangi oleh warga masyarakat untuk berjualan maupun membeli bahan kebutuhan pokok sehari-hari, kini kondisi dan suasananya sudah kembali ramai.***
Tinggalkan Balasan