Dia mengungkapkan, sekitar pukul 09:30 WIB, Furkan dan sekelompok peternak sapi bertemu di kantin Polres dan mereka mau melaporkan atau melengkapi berkas laporan.
Sebagai wartawan, Furkan mencoba konfirmasi melalui whatsapp ke Kapolres untuk menanyakan terkait kasus tersebut dengan mengirimkan link berita salah satu media pada pukul 10:15. Namun belum ditanggapi.
“Tapi setelah itu peternak masuk ke ruang laporan dan saya mengikuti masuk ke dalam, dan bertemu salah satu penyidik. Penyidik mengatakan berkas sudah masuk tunggu 3 hari. Setelah itu Saya keluar, langsung wawancara di depan ruangan piket,” ungkapnya.

Baru berjalan tiga sampai empat menit wawancara, datang Kapolres Metro Depok ditemani beberapa anggota dan Dandim 05/08 Depok, langsung masuk ke ruang penyidik. Setelah keluar, Lanjut Furkan, Kapolres langsung bertanya padanya dengan nada keras.
“Kamu siapa, mana pelapor. Akhirnya saya jawab saya wartawan pak. Terus ditanya kamu wartawan mana. saya wartawan DepokNews,” ujar Furkan.
Setelah itu, Furkan menuturkan jika Kapolres menanyakan kartu Identitas pers miliknya, dan memarahinya karena masuk wawancara tanpa izin dari Kapolres. Furkan dianggap menggangu proses penyelidikan dan membuat berita bohong.
“Kapolres bilang ke saya kalau dia tidak kenal saya. Kata kapolres dia tahu wartawan apalagi Pokja dia kenal,” bebernya.
Tinggalkan Balasan