Usai terkena patahan kayu itu, anaknya terjatuh dan langsung dibopong oleh temannya ke UKS dari lantai dua ke lantai satu. UKS letaknya tak jauh dari ruang kepala sekolah.

“Anak saya di UKS, dan temannya laporan ke guru, akhirnya disamperin sama gurunya, terus diberi betadin, karena lukanya memang sedikit kecil di bawah kelopak mata, sama dikasih minyak kayu putih terus disuruh tidur sama gurunya,” tutur Erna.

Meski anaknya mengalami hal seperti itu, Erna mengaku bahwa pihak sekolah tidak memberikan informasi kepada wali murid, tentang peristiwa yang dialami anaknya.

“Jam 11.00 WIB sampai 12.30 WIB, pulang sekolah, tidak ada konfirmasi dari pihak sekolah kalau anak saya, di UKS. Anak saya lagi sakit itu gak ada konfirmasi dari sekolah,” sesal Erna.

Saat jam pulang sekolah, ia mendapat kabar dari temannya yang biasa dimintai tolong untuk menjemput anaknya bahwa anaknya sakit dan dirawat di UKS sekolah.

“Saat itu bukan saya sendiri yang jemput. Saya minta tolong teman karena saya sedang ada kesibukan. Saya kira demam karena dia sebelum sekolah memang sempat tidak enak badan, tidak tahunya malah kecelakaan. Gitu kok gak disampaikan ke saya sejak awal,” sesal Erna.

Melihat kondisi mata anaknya bengkak, dia langsung melarikannya ke RSUD Jombang. Sempat rawat inap empat hari, tapi tak kunjung dapat solusi.