Mendengar teriakan saya, semua orang di dalam rumah terbangun dari tidur.
Santo anak ke dua saya berlari ke luar rumah mengejar istri saya sedangka Melin, Save dan Kristo langsung berlari ke luar rumah, Siren dan Kitin tetap berada di dalam rumah.
Melihat saya memegang parang, Romo Gusti mandorong saya dan menindih badan saya di tempat tidur sambil mengamankan parang di tangan saya agar tidak mengejar istri saya.
Saya sangat terpukul, saya menangis sambil memaki Romo Gusti karena saya merasa dikhianati.
Beberapa menit kemudian Santo anak saya kembali tetapi tidak bersama istri saya, dengan penuh emosi Santo membanting pintu dan menarik saya dari tindihan Romo Gusti. Kejadian ini disaksikan anak saya, Siren dan Kitin.
Kemudian Romo Gusti berlutut memohon ampun dan menangis sambil berkata “bapa Indi ampong, saya yang salah, kamu pukul saja saya”
Hal ini disampaikan kurang lebih empat kali kepada saya, Romo juga memohon ampun dan memeluk anak Santo sambil menangis dan berkata “somba somba, saya minta maaf, tolong jangan kasi tau ke siapa-siapa, kalau kamu angkat masalah ini, hancur saya”.
Di saat itu saya hanya menangis dan menyuruh Romo pulang, sambil berkata “lebih baik Romo pulang sebelum saya teriak memanggil keluarga di sekitar rumah saya”.
Sekitar pukul 03:00 Wita sebelum Romo bersama karyawan pulang, sekali lagi dia bersujud dan berkata kepada saya “bapa Indi, saya minta maaf.
Saya sudah terlanjur dengan mama Indi, kasus ini tolong diam-diam saja sebab kalau ite bongkar, saya hancur”.
Kejadian ini disaksikan oleh Santo, Siren, Kitin dan salah satu tetangga yang sempat hadir karena terbangun mendengar keributan di rumah saya.
Setelah itu Romo dan rombongannya pulang kembali ke paroki kisol.
Pada hari Rabu tanggal 24 April sekitar pukul 19:00 Wita, saya bersama Santo, dua orang adik ipar saya, menuju ke kevikepan Borong untuk melaporkan kejadian ini.
Laporan saya diterima langsung oleh Romo Simon Nama, Pr (vikep Borong).
Dari hari kejadian sampai dengan kronologi kejadian ini dibuat, saya bersama keluarga tidak mengetahui keberadaan istri saya.
Demikian kronogi kejadian yang saya buat, saya memohon doa dan dukungan kepada saya dan anak-anak yang menjadi korban.
Saya berharap masalah yang menimpah saya dan keluarga saya dapat diselesaikan secepatnya.
Membaca kronologi yang disampaikan Bapak Sindi, ternyata memang Romo Gusti dan mama Sindi malam itu melakukan perzinahan di depan Bapak Sindi.
Sekaligus membantah semua kronologi yang ditulis oleh Romo Gusti beberapa waktu lalu. []
2 Komentar
Heemm berita begini dinbuat kecil judulnya ,dan tidak di ekspos…..seorang Romo berbuat nista ,terhadap istri orang,dirumah orang tersebut…. sungguh memalukan pemuka agama kelakuannya yg beradab
BEJAT JUGA MANUSIA INI BERKEDOK BIARAWAN. PUKIMAI PASTOR