“Berbekal dari informasi tersebut, kita melakukan pengecekan. Ternyata benar adanya penyekapan di dalam WC,” tukasnya.

Polisi langsung membawa kedua korban ke RS Bhayangkara untuk mendapatkan pertolongan medis.

“Kemudian tim opsnal dari Polres Pelabuhan dan Polsek Wajo tadi malam sudah mengamankan sekitar pukul 01.30 pagi dan langsung dibawa ke RS Bhayangkara,” terangnya.

Sesampainya di rumah sakit, kondisi kedua bocah tersebut cukup kritis. Mereka mengalami kekurangan gizi serta luka-luka akibat kekerasan yang diterima.

“Kita langsung memberikan pertolongan pertama dan melakukan visum yang dikhawatirkan, kondisi anak cukup kritis pada saat sampai di RS Bhayangkara,” ucapnya.

Dokter menemukan beberapa luka, termasuk luka bakar dan bekas pukulan benda tumpul di leher.

“Kondisi dari dua korban tadi dalam keadaan sudah mulai membaik karena memang sebelumnya kondisi berdasarkan asesmen dari pihak kesehatan menyampaikan anak kurang gizi karena memang sangat kurus sekali,” sebutnya

Dari hasil penyelidikan awal, penyekapan ini sudah berlangsung selama beberapa hari. Bahkan, terdapat indikasi bahwa kedua anak tersebut disiram air panas.

“Terakhir itu tanggal 31 Januari yang ditaruh di dalam WC. Pertanggal 3 Februari dalam keadaan dirantai, memang mengalami beberapa kekerasan fisik dari orang yang ada di rumahnya,” jelasnya.

“Jadi berdasarkan keterangan awal yang dapat saya sampaikan di sini, luka yang dialami itu adanya luka melepuh atau luka bakar,” sambungnya.

Selain mengevakuasi korban ke rumah sakit, polisi juga telah mengamankan kedua orang tua korban dan saat ini masih menjalani pemeriksaan oleh penyidik di Unit PPA Satreskrim Polres Pelabuhan Makassar.

“Semalam juga sudah kami amankan pelaku, dalam waktu dekat disampaikan hasil penyidikan dan penyelidikan berdasarkan gelar perkara,” kata Restu.

Tak hanya itu, polisi juga menemukan rantai dan gembok yang digunakan untuk menyekap kedua anak tersebut.

Dikatakan Restu, motif di balik perlakuan kejam tersebut adalah alasan kedisiplinan.

Namun dibalik itu, kedua anak tersebut bermaksud untuk memberikan efek jerah, malah berujung penganiayaan hingga penyekapan.

“Penyampaian sementara dari saksi dan orang tua pelaku bahwa anak ini nakal, jadi agar anak ini tidak nakal jadi harus diikat di dalam WC serta ada beberapa kekerasan fisik dan kondisinya, nutrisinya juga kurang,” katanya.

Dikatakan Restu, kondisi kedua anak tersebut sangat memprihatinkan. Mereka diduga sudah beberapa hari tidak makan dan mengalami malnutrisi.

“Kalau saya perhatikan, sudah beberapa hari tidak makan, sementara kita masih kembangkan lagi untuk penyelidikannya,” imbuhnya.

Menurut hasil penyelidikan sementara, korban tinggal bersama ayah kandung dan ibu tiri mereka di wisma tersebut. Selain IS dan SF, ada lima anak lain yang juga tinggal bersama mereka.

“Jadi para korban ini tinggal bersama orang tuanya, ada bapak kandung dan ibu tirinya. Total ada 7 anak dan saat ini sudah dirawat di rumah sakit adalah nomor 5 dan 6,” pungkasnya. []