Pekalongan, ERANASIONAL.COM – Wali Kota Pekalongan, Achmad Afzan Arslan Djunaid atau yang kerap disapa Aaf membagikan pengalaman pribadinya saat meluncurkan layanan Digital Subtraction Angiography (DSA) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bendan Kota Pekalongan.
Menurutnya, keinginan menghadirkan layanan ini di Pekalongan muncul sejak melihat perjuangan almarhumah ibunya yang sempat mengalami stroke dan harus menjalani DSA di Rumah Sakit Gatot Subroto, Jakarta, di bawah penanganan langsung dr. Terawan.
“Saat itu, ketika disuntik zat kontras terlihat jelas di layar monitor bahwa cairan kontras tidak bisa menyebar karena ada sumbatan. Saya belajar dari situ bahwa DSA ini sangat penting, bahkan sangat baik dilakukan bagi mereka yang belum terkena stroke sebagai ikhtiar pencegahan,” jelasnya.
Untuk itu, ia menyambut baik dan mengapresiasi hadirnya layanan DSA di RSUD Bendan yang bertepatan dengan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-16 rumah sakit tersebut.
Ia menilai, kehadiran DSA merupakan bentuk kemajuan besar dalam layanan kesehatan, terutama dalam upaya deteksi dini dan pencegahan penyakit stroke.
“Alhamdulillah, di HUT ke-16 ini, RSUD Bendan menghadirkan layanan DSA yang pertama kalinya ada di Kota Pekalongan. Saya pribadi merasa sangat bersyukur dan bangga, karena layanan ini sangat bermanfaat,” kata Aaf di Aula RSUD setempat, Rabu (21/5/2025).
Dulu, lanjut dia, masyarakat menyebut DSA ini sebagai ‘cuci otak’, karena fungsinya yang sangat vital untuk membersihkan sumbatan di pembuluh darah di otak.
Wali Kota Aaf menyebut biaya tindakan DSA di RSUD Bendan ini berkisar Rp8,5 juta, dan berdasarkan klaim medis, metode ini bisa mencegah potensi stroke hingga 10–15 tahun ke depan.
Karena itu, ia mendorong masyarakat yang memiliki risiko stroke agar rutin menjalani DSA satu atau dua tahun sekali.
“Mencegah lebih baik daripada mengobati. Saya berharap RSUD Bendan menjadi rujukan utama bagi masyarakat Pekalongan dan sekitarnya dalam mencegah serta menangani penyakit stroke,” tuturnya.
Sementara itu, Direktur RSUD Bendan, dr. Dwi Heri Wibawa, menjelaskan bahwa, DSA adalah metode canggih untuk mendeteksi gangguan pembuluh darah di otak, seperti penyempitan dan penyumbatan.
DSA sangat berguna dalam penanganan stroke, khususnya stroke non-perdarahan yang disebabkan oleh adanya sumbatan aliran darah ke otak.
“Dengan DSA, kita bisa mendeteksi dan membuka sumbatan di pembuluh darah otak. Ini sangat membantu pasien stroke, bahkan bisa menyelamatkan nyawa jika dilakukan secara cepat dan tepat,” jelasnya.
Ia menyebut layanan DSA RSUD Bendan sudah dilengkapi alat Cath Lab, yang sebelumnya digunakan untuk katerisasi jantung dan angiografi.
Kini alat tersebut juga difungsikan untuk menangani masalah pembuluh darah di otak, dengan dukungan tenaga medis yang telah memenuhi standar kompetensi nasional.
“Layanan ini berada di ruang khusus dekat area basement. Dengan hadirnya DSA di RSUD Bendan, masyarakat Kota Pekalongan dan sekitarnya tidak perlu lagi bepergian jauh ke luar kota untuk mendapatkan layanan serupa,” imbuhnya.
Melalui inovasi ini, pihaknya berharap RSUD Bendan dapat terus meningkatkan kualitas layanan dan menjadi rumah sakit rujukan utama di wilayah Pantura bagian tengah dalam penanganan penyakit stroke dan gangguan pembuluh darah lainnya. (em-aha)
Tinggalkan Balasan